Senin, 22 April 2013

Di Pantai Ujung Genteng


Pada kepingan bulan
Dalam tahun yang telah gugur dari almanak
Kita pernah memahat keceriaan pada pasir dan ombak
Yang takbosan bersidekap. Matahari menaburkan kehangatan
Langit sedang takrisau, pohon dan angin menari bersama
Waktu memadat, seolah memberkati kehendak kita
Pertemuan laut dan sungai adalah sepihan kemewahan
Yang takluput kita kekalkan

Di sini, laju pantai seakan takpernah selesai
Pasir menderas dan meluas, lalu mencuri kehangatan matahari
Kita menakik petak-petak sisa ingatan masa kecil
Pada permukaannya yang mengerlip
Batu-batu pipih berhamburan, di antara jejak-jejak kaki
Di antara lompatan demi lompatan yang kita ukir
Di antara kelindan mimpi yang takpernah mati
Entah mengapa,
Butiran keringat
Dan luruh waktu yang lengang
Mampu mengail jiwa kanak-kanak kita

Ketika matahari beringsut menuju cakrawala
Ombak adalah perayu ulung yang menyimpan isyarat kematian
Namun kerap terlupakan. Kudengar riuh rendah dalam ingatan
kecipak-kecipak air, ditampar kaki kanak-kanak yang berkejaran
Ingin mengulangi, ingin mengulangi keriangan yang terpendam
Tanpa menginsyafi tangan-tangan yang sedia mencengkram
Barangkali semacam pesan yang selama ini kerap diabaikan


Ananda PutriBumi | Pontianak, 7,8,9 April 2013

Kenangan


Aku masih berjalan pada lenggek waktu yang sama
Juga pada geladak perahu yang sama
Musim belum memiliki wajah baru, hanya berputar
Di antara hujan dan kemarau
Dan kesunyian masih setia memenuhi panggilanku
Lorong panjang yang selalu kulalui
Untuk temukan penggalan diri yang  kerap terserak
Dalam riuh derap zaman

Di malam yang gegap oleh derau kipas angin
Di musim panas yang menjangkau titik kulminasi
Saat angin enggan berdesir
Dan televisi kehilangan lirih
Kulihat kenangan saling berguling
Berebut perhatian dan tumpang tindih
Jasadku masih di sini
Ketika ingatanku meyusuri
Masih kisah yang itu-itu lagi

Dongeng yang disematkan pada pikiran
Oleh cabang-cabang yang semakin tua
Lalu dipaksa mengakar ke dalam jiwa
Tentang gedung-gedung penyimpan syurga
Yang menjanjikan segala kemudahan
Memencilkan diri yang berbeda warna
Menyisakan geliat kegelisahan

Kenangan yang kerap mendamparkanku
Pada lorong panjang kesunyian
Dan tertatih menukil puing-puing diri


Ananda Putri Bumi | Pontianak, 25,26 Maret 2013