Minggu, 19 Juni 2011

Prolog

        Kata-kata semakin bertumpuk dalam benak saya. Tumpang tindih. Pada mulanya hanyalah beberapa kata dalam serangkai kalimat. Lalu bertambah serangkai lagi. Lalu bertambah dan bertambah lagi. Naasnya, mereka tergeletak takrapi seperti coretan anak-anak. Makin lama makin penuh hingga taktertampung. Ini bikin kepala saya terasa berat. Satu-satunya cara, saya harus mengeluarkannya; menuangnya ke dalam sebuah wadah. 

        Ketika menuangnya, kata-kata itu takboleh berpisah satu sama lain. Mereka harus tetap dalam bentuk kalimat awalnya yang utuh. Ini sebuah pekerjaan yang cukup memakan energi. Saya harus mengurainya satu persatu terlebih dulu hingga kalimat demi kalimat itu terpisah satu sama lain namun tetap serangkai dengan kata-kata yang membentuknya. Sebab, hanya mengeluarkan kata perkata saja tidak membuat benak saya lapang. Kata-kata yang berdiri sendiri hanyalah sebuah konsep tanpa makna. Sementara, yang membuat benak saya penuh adalah makna yang dihasilkan dari kalimat-kalimat itu.

        Sebenarnya ini adalah akibat dari hobi menulis di dalam benak. Sebagian orang memang suka menulis dalam benak mereka. Salah satunya adalah saya. Ketika melihat atau mendengar sesuatu, mereka tidak membiarkan sesuatu itu tergeletak begitu saja seperti apa adanya. Mereka lalu mengasahnya, menyerutnya, mendalaminya, mengait-ngaitkannya dengan sesuatu yang lain, melihatnya dari berbagai sudut pandang, mengulitinya, ataupun memberikan atribut-atribut yang baru. Inilah yang kemudian menciptakan berbagai kalimat dalam benak. Begitulah cara mereka menulis dalam benak. Termasuk saya.

        Bagi saya, kebanyakan dari mereka adalah tentang minat dan tujuan hidup saya. Tentang hal-hal yang membuat saya bahagia. Tentang hal-hal yang membuat hidup saya kian bermakna. Tentang hal-hal yang membuat saya kian mengalun dan tenggelam dalam kehidupan itu sendiri. Kehidupan yang setiap tindakan di dalamnya saya pilih dengan sadar hingga rangkaiannya membentuk berbagai kisah. Cara saya mengisi hidup.


Salam,


Nanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar