Senin, 26 Desember 2011

Jasad dan Waktu

Ada waktu yang harus diregang
Untuk menyelam ke dalam halaman demi halaman jasad itu
Lalu muncul ke permukaan dengan sejaring kalimat
Yang akan kauracik menjadi pesan atau kritik atau sekedar penawar gundah

Tapi oh, waktu lebih keras dari baja
Membuatmu tak habis-habisnya menghela dan menghembus
Dan mungkin terpelanting
Sebelum jejakmu utuh menggurat dalam halaman itu, jasad itu

Kenapa selalu mencoba meregangnya?
Telah menjadi takdirnya untuk taklentur 
Itulah gunanya kaudiberi akal kan?
Untuk mensiasati  keberadaan dan kekakuannya
Kau iklas menerimanya, kan?

Dan akhirnya nafasmu berirama teratur
Disela-sela tiga cangkir kosong bekas kopi
Diantara jasad itu, yang semakin menumpuk (kau yang mengundang)
Diujung waktu yang takjua regang, takpernah regang
 Kau iklas menerimanya, kan?  


                    Ananda Putri Bumi, Bandung 25 Desember 2011

1 komentar:

  1. Dan akhirnya nafasmu berirama teratur
    Disela-sela tiga cangkir kosong bekas kopi
    Diantara jasad itu, yang semakin menumpuk (kau yang mengundang)
    Diujung waktu yang takjua regang, takpernah regang
    Kau ikhlas menerimanya, kan?

    Tulisan yang bagus.
    Saat-sat "Perceraian" Jasad dan Ruh, adalah penantian yang ditunggu...
    Ketika kematian datang..
    Kehidupan yang sebenarnya kita jemput.

    BalasHapus