Kamis, 21 Maret 2013

Menunggu Kelahiran



Adalah tenteram yang menyusup di antara luah dan lelah
Sementara embun mengalirkan kesejukannya pada kalbu,
bola bekel melantunlantun sepanjang alur kerongkongan
dan jejak yang kutoreh pada waktu perlahan mengisap tubuh
Anakku, suara dan bintang di matamu serupa peri kecil bersayap
yang beterbangan dalam kepalaku

Adalah perjalanan menekuri longgokan kenangan masa silam
Menghayati air mata dan senyum ibu yang menetes dalam ingatan
Tertatih melesapkan belantara gundah yang sempat bersemayam
Bersebab jembatan rapuh yang dibangun dari bahasa yang tersendat
Ibu, aku masih patahpatah mengeja lembaran buku yang kauwariskan

Anakku, di sinilah engkau akan dilahirkan
Pada zaman yang hanya bergeser
Dari keterasingan ke keterasingan lain
Tangismu akan pecah di antara gedung-gedung
Yang menguasai langit
Bukan lagi di sela nyanyian burung-burung
Yang menyegarkan pagi
Mainanmu adalah mesin yang makin memencilkan
manusia dengan manusia lain
Bukan lagi kejarkejaran yang mengundang tawa bersama
Sekolahmu adalah tempat belajar memegahkan diri
Bukan lagi melatih kearifan dan kehalusan

Anakku, engkau akan lahir
Di antara manusia yang berlomba menjadi mesin


Ananda Putri Bumi | Pontianak, 20, 21 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar