Jumat, 25 Oktober 2013

Perjalanan dalam Berhijab





Saya mulai memutuskan berhijab sejak tahun 2004. Dalam kurun waktu tersebut, setelah melihat beberapa foto diri, ternyata gaya berhijab saya cukup dinamis; terdapat beberapa perubahan dari waktu ke waktu. Meski demikian, poin syar’i-nya tetap saya pertahankan. Setelah saya renungkan, ternyata, gaya berhijab saya sangat dipengaruhi oleh tafsir yang saya yakini terhadap hijab itu sendiri. Dan tafsir tersebut selalu berkembang secara bertahap. 

Definisi hijab yang saya yakini saat ini yaitu, hijab merupakan pakaian longgar yang menutupi tubuh dari kepala hingga kaki. Longgar di sini artinya tidak membentuk tubuh, tidak transparan, dan semua anggota tubuh tertutup kecuali wajah dan telapak tangan. Sementara, untuk warna dan mode hijab saya sangat fleksibel sebab saya meyakini tidak ada aturan untuk warna dan mode. 



Pertama kali memakai hijab di tahun 2004 itu, untuk sehari-hari, saya memakai kerudung polos dengan panjang menutupi dada, blus yang panjangnya hingga di bawah pinggul, serta celana jeans. Sesekali saya juga memakai gamis. Saat itu saya belum terlalu mahir memakai kerudung sehingga gaya kerudung saya sangat simpel dan cenderung itu-itu saja. Untuk dalaman kerudung, saya memakai ciput topi. Untuk jilbabnya, setelah saya satukan kedua sisi dengan jarum di bawah dagu, sisa jilbab disebelah kiri saya tarik dan rekatkan di bahu kanan, dan sisa jilbab di sebelah kanan saya tarik dan rekatkan di bahu kiri, lalu saya beri bros.

Beberapa bulan kemudian, masih di tahun 2004, saya mula coba-coba memakai rok panjang. Sebab bagi saya, meski saya lebih suka memakai celana panjang, namun jika harus longgar, saya lebih memilih memakai rok panjang ketimbang celana panjang longgar. Selanjutnya, setelah koleksi jilbab saya lumayan banyak, saya mulai memadu-madankan antara warna dan corak dari baju dan kerudung. Gaya berkerudung saya masih tetap sama namun sudah lebih variatif pada bagian tertentu. Ujung jilbab yang biasanya saya rekatkan di bahu kanan dan saya beri bros, kadang saya tarik hingga di bawah telinga, baru saya beri bros. Kadang juga saya lilit-lilitkan di leher.      



Ternyata, gaya berkerudung makin lama makin berkembang. Saya ingat, di tahun 2006, gaya kerudung instan (kerudung langsung pakai dengan bermacam mode) dari merk tertentu sedang trend. Saya pun sempat mengikuti trend itu, tetapi hanya sesaat, sebab ternyata saya lebih menyukai gaya kerudung hasil kreasi sendiri ketimbang kerudung instan. Kemudian, terinspirasi dari gaya kerudung seorang teman, saya pun mengubah gaya berkerudung saya dengan gambaran kira-kira seperti ini, setelah kedua sisi kerudung saya satukan dengan jarum di bawah dagu, ujung jilbabsegitiga di bagian punggung saya tarik ke depan, lalu, ujung yang jilbab yang tadinya berada di depan saya tarik hingga ke atas, melewati kepala, dan berakhir  di bawah telinga, lalu saya beri bros. 

Pada tahun-tahun berikutnya, semakin saya terbiasa memakai kerudung, semakin banyak pula kreasi kerudung yang saya lakukan, seiring juga dengan semakin banyaknya gaya berkerudung bermunculan. Saya pun tidak menabukan diri untuk mengikuti gaya-gaya baru dalam kerudung yang sedang berlangsung. Hanya saja, saya sesuaikan lagi dengan wajah, karakter, dan prinsip syar’i yang saya yakini. Seperti saat ini misalnya, di mana gaya berkerudung dengan pasmina dan ciput ninja sedang marak, saya juga menambah koleksi jilbab saya dengan ciput ninja dan beberapa pasmina. 



Namun, meski saya mengikuti gaya kerudung yang sedang marak, saya tetap menghindari gaya yang menghendaki saya harus memakai berhelai-helai kerudung dan ciput. Prinsip saya, sehelai ciput ninja dan sehelai kerudung, cukup. Sebab bagaimana pun, jika saya  sedang berada di luar rumah dalam waktu yang lama, saya harus membongkar pasang beberapa kali ketika akan shalat.

Untuk pakaian, biasanya saya suka memakai yang berjenis dua lapis, semisal, blus lengan panjang dengan overall selutut, atau blus dengan jaket/ blazer semi formal. Bawahannya, rok dengan aneka mode, corak, dan warna. 

Dalam berhijab, saya berprinsip tidak perlu mahal. Yang penting adalah hijab gaya tanpa banyak biayahijab gaya tanpa banyak biaya.  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar