Jumat, 24 Mei 2013

Perlengkapan Bayi dan Selimut Warisan


Hari ini, saya ditemani mama dan papa mertua membeli peralatan dan perlengkapan bayi. Ada sekitar 24 item yang rencananya akan dibeli, diluar perlengkapan kosmetik dan kesehatannya. Ini anak pertama saya. Jadi, saya belum terlalu bisa membedakan perlengkapan yang fungsional dan tidak. Hanya mengira-ngira dan merasakan saja. Pengalaman mama mertua dan sebuah daftar perlengkapan bayi baru lahir yang saya googling sangat membantu saya. Daftar itu membantu saya dalam menentukan item-item yang akan dibeli. Pengalaman mama mertua membantu saya untuk memilah item-item dalam daftar itu. 

Paginya, sebelum berangkat, mama mertua mengeluarkan sebuah selimut luar bayi dan memperlihatkannya pada saya. Kata mama, ini selimut luar yang sering dipakai suami saya dulu, ketika bayi, satu-satunya perlengkapan yang masih disimpan. Mama sengaja menyimpannya karena modelnya yang simpel serta bahan kainnya yang ringan dan nyaman untuk bayi. Lucu rasanya membayangkan saat suami saya bayi, digendong-gendong dengan memakai selimut luar itu.

Besar selimut itu sekitar satu kali satu meter, membulat di setiap ujungnya, berwarna biru muda, dan berbahan seperti selimut handuk yang halus dan ringan. Pada salah satu sudutnya ada ruang berbentuk segitiga untuk melindungi kepala bayi. Pada sudut yang lain, ada gambar kelinci putih dengan telinga tegak sebagai pemanis. Benar-benar mengedepankan fungsi dan kenyamanan. Modelnya memang berbeda dengan selimut luar saat ini yang banyak hiasan dan agak ribet; berornamen timbul di bagian segitiga pelindung kepala, bertali-tali, berenda-renda hampir di seluruh pinggir kain, atau berbahan macam-macam yang alih-alih membuat nyaman, malah membuat bayi merasa gerah atau mengganggu pernapasannya.  

Apa pun yang saya lakukan saat ini yang berhubungan dengan kehadiran bayi saya, selalu berhasil membuat saya tersenyum. Termasuk dalam mempersiapkan segala perlengkapan ini. Ketika memilah-milah pada waktu membeli, saya selalu membayangkan betapa lucunya ia memakai segala atribut itu. Ketika melihat celana pendek bayi, misalnya, saya jadi membayangkan ia yang sedang tengkurap dan pantatnya yang bulat bergoyang-goyang ketika memakai celana itu. 

Selesai berbelanja, saat satu plastik sangat besar perlengkapannya terbawa pulang, saya memilih untuk tidak membongkarnya, meski ingin, sebab saya yakin banyak waktu yang akan saya habiskan untuk membongkar, membayangkan, dan merapikannya kembali. Sebab saya tidak pernah puas memandangi segala atribut yang akan dikenakannya itu. Sebab saya masih punya waktu untuk mencermatinya, saat mencuci, menjemur, menyetrika, melipat, dan menatanya, sebelum dikenakan bayi saya nanti. Belum pernah ada pekerjaan rumah yang membuat saya bersemangat ingin segera melakukannya selain ini. 

Dan oya, terkait dengan selimut luar milik suami saya sewaktu bayi, saya kerap mendengar sesuatu (entah itu benda atau sesuatu yang lainnya) di masa dulu yang memiliki kualitas jauh lebih baik dibanding masa sekarang. Mulai dari kualitas peralatan rumah tangga, kualitas kain, kualitas kesehatan makanan, kualitas manusia, hingga kualitas tulisan dan karya seni yang dihasilkan. Entah apa yang terjadi di masa lalu dan masa kini. 

Salam,


Nanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar