Hari ini, saya ditemani mama dan papa mertua membeli
peralatan dan perlengkapan bayi. Ada sekitar 24 item yang rencananya akan
dibeli, diluar perlengkapan kosmetik dan kesehatannya. Ini anak pertama saya.
Jadi, saya belum terlalu bisa membedakan perlengkapan yang fungsional dan
tidak. Hanya mengira-ngira dan merasakan saja. Pengalaman mama mertua dan
sebuah daftar perlengkapan bayi baru lahir yang saya googling sangat membantu saya. Daftar itu membantu saya dalam
menentukan item-item yang akan dibeli. Pengalaman mama mertua membantu saya
untuk memilah item-item dalam daftar itu.
Paginya, sebelum berangkat, mama mertua mengeluarkan sebuah
selimut luar bayi dan memperlihatkannya pada saya. Kata mama, ini selimut luar
yang sering dipakai suami saya dulu, ketika bayi, satu-satunya perlengkapan yang
masih disimpan. Mama sengaja menyimpannya karena modelnya yang simpel serta
bahan kainnya yang ringan dan nyaman untuk bayi. Lucu rasanya membayangkan saat
suami saya bayi, digendong-gendong dengan memakai selimut luar itu.
Besar selimut itu sekitar satu kali satu meter, membulat di
setiap ujungnya, berwarna biru muda, dan berbahan seperti selimut handuk yang
halus dan ringan. Pada salah satu sudutnya ada ruang berbentuk segitiga untuk
melindungi kepala bayi. Pada sudut yang lain, ada gambar kelinci putih dengan
telinga tegak sebagai pemanis. Benar-benar mengedepankan fungsi dan kenyamanan.
Modelnya memang berbeda dengan selimut luar saat ini yang banyak hiasan dan
agak ribet; berornamen timbul di bagian segitiga pelindung kepala, bertali-tali,
berenda-renda hampir di seluruh pinggir kain, atau berbahan macam-macam yang
alih-alih membuat nyaman, malah membuat bayi merasa gerah atau mengganggu
pernapasannya.
Apa pun yang saya lakukan saat ini yang berhubungan dengan
kehadiran bayi saya, selalu berhasil membuat saya tersenyum. Termasuk dalam
mempersiapkan segala perlengkapan ini. Ketika memilah-milah pada waktu membeli,
saya selalu membayangkan betapa lucunya ia memakai segala atribut itu. Ketika
melihat celana pendek bayi, misalnya, saya jadi membayangkan ia yang sedang
tengkurap dan pantatnya yang bulat bergoyang-goyang ketika memakai celana itu.
Selesai berbelanja, saat satu plastik sangat besar perlengkapannya
terbawa pulang, saya memilih untuk tidak membongkarnya, meski ingin, sebab saya
yakin banyak waktu yang akan saya habiskan untuk membongkar, membayangkan, dan
merapikannya kembali. Sebab saya tidak pernah puas memandangi segala atribut
yang akan dikenakannya itu. Sebab saya masih punya waktu untuk mencermatinya,
saat mencuci, menjemur, menyetrika, melipat, dan menatanya, sebelum dikenakan
bayi saya nanti. Belum pernah ada pekerjaan rumah yang membuat saya bersemangat
ingin segera melakukannya selain ini.
Dan oya, terkait dengan selimut luar milik suami saya
sewaktu bayi, saya kerap mendengar sesuatu (entah itu benda atau sesuatu yang
lainnya) di masa dulu yang memiliki kualitas jauh lebih baik dibanding masa
sekarang. Mulai dari kualitas peralatan rumah tangga, kualitas kain, kualitas
kesehatan makanan, kualitas manusia, hingga kualitas tulisan dan karya seni
yang dihasilkan. Entah apa yang terjadi di masa lalu dan masa kini.
Salam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar