Selasa, 10 Juni 2014

Berkarya dan Berceloteh dari Dapur #5 : Ayam Ungkep dan Sambal Dabu-Dabu

Minggu, 08 Juni 2014

gambar: dokumen pribadi


Hari ini adalah hari kedua saya memasak ayam ungkep. Kemarin pun, pada Sabtu, 07 Juni 2014, saya juga memasak masakan ini. Hanya saja, ayam ungkep yang dimasak kemarin memakai bumbu seadanya. Tidak lengkap. Rasanya tentu agak berbeda.  Selain itu, ketika sedang memasak, saya lupa mematikan kompor pada saat yang tepat bersebab sedang menyusui Azka. Ketika saya ingat dan bergegas ke dapur, bumbu ayam sudah nyaris gosong dan sisi ayam yang menyentuh dasar wajan pun ikut gosong. Tetapi tetap masih bisa dimakan. Rasa gosongnya pun belum sampai terasa pahit, seperti rasa ayam bakar.

Selama tiga hari berturut-turut menghadapi drama dalam memasak dengan kejadian yang berbeda-beda, membuat saya paham mengapa ada slogan yang berbunyi, "berita baik bukanlah berita". Ya, drama dalam memasak terasa sebagai bumbu penyedap dalam rangkaian cerita "berkarya dan berceloteh dari dapur" ini. Jika dari pertama memasak hingga saat ini saya selalu menghadapi hari yang baik, masakan yang sempurna, isi tulisan ini tentu hanya berkisar pada, "hari ini saya memasak ini, semua berjalan lancar, masakannya saya enak, anak dan suami saya makan dengan lahap." Selesai. Begitu saja terus-terusan. Itu sebabnya, media yang laris manis adalah media yang selalu dapat menyuguhkan "drama" bagi pemirsa atau pembacanya. Sebab kebanyakan masyarakat Indonesia menyukai "drama". Drama yang saya maksud di sini adalah berita yang bukan berita positif atau berita baik, cerita yang dramatis atau bisa didramatisasi.

Bumbu dalam memasak ayam ungkep ini cukup banyak. Ada beberapa bumbu yang tidak terbayang oleh saya bentuk fisiknya meski namanya cukup sering saya dengar. Salah satunya adalah jintan. Saya ber-"o" panjang ketika kakak pemilik warung memperlihatkan bentuk fisik jintan. "Seperti padi rusak," katanya. 

 Jintan yang sudah disangrai
 
gambar: dokumen pribadi  

Hal yang membuat saya bahagia hari ini adalah, Azka melahap nyaris empat potong ayam ukuran sedang. Dugaan saya, ia suka dengan bumbunya. Selain itu, hari ini saya memang tidak menyediakan cemilan untuknya, jadi ketika Azka bilang "mam", saya berikan lauk lengkap untuk dia makan. Saya sebenarnya tidak terlalu sering membikinkannya cemilan. Pada jam makan cemilannya, saya lebih sering memberikannya lauk lengkap tanpa nasi.

Bersebab Azka makan dengan lahap hari ini, saya jadi kepingin masak ayam ungkep lagi untuk besok.


Salam,



Nanda



6 komentar:

  1. Memasak jg dramanya ya mak....hihi...btw sy klo ungkep ayam gak prnh pkai jinten...sy lbh suka pkai tumbar & merica...mgkn beda jenis masakannya ya...Selamat memasak dg bahagia utk keluarga....tp jgn ada drama ayam gosong lg ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. memasak sambil momong bayi itu dramanya buanyak banget maak :D iya saya baru nemu resep ungkep yang pake jintan, malah ga pake ketumbar. boleh dibagi mak, kalo punya resep2 masakan, biar tak cobain, hihihii

      Hapus
  2. wah aku suka banget kalau ayam diungkep pakai bumbu ketumbar bawang garam... trus habis tu di goyeeng nyaaaammmmm

    BalasHapus
  3. Wow empat potong mak?? sekali makan itu? :) Azka doyan banget ya nak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya nggak sekali makan donk mak, hihihiii. empat potong itu dalam sehari ^^

      Hapus