Selasa, 17 Juni 2014

Berkarya dan Berceloteh dari Dapur #7 : Hati Ayam Bumbu dan Sambal Terasi

Selasa, 10 Juni 2014


Hari ini saya memasak hati Ayam bumbu dan sambal terasi. Bersebab ada sedikit kendala teknis, saya takbisa memotretnya. Tapi taksoal. Sebagai gantinya, saya pajang foto Azka (11 bulan) saja. Juga, bercerita tentang mpasi Azka saja.

Takterasa, sudah hampir enam bulan Azka menjalani mpasi. Sejauh ini, Azka belum pernah melakukan gerakan tutup mulut (GTM). Semua makanan yang disodorkan padanya pasti dimakan. Hanya porsinya saja yang berubah-ubah. Kalaupun tidak dimakannya, biasanya bersebab saya menyodorkannya pada waktu yang salah, saat ia mulai mengantuk. Jika sedang mengantuk, ia takmau makan dan minum apapun selain ASI.

Jika disodori makanan, biasanya, yang diambil pertama kali adalah sayur, lalu makanan berprotein hewani, terakhir baru makanan berkarbohidrat. Dugaan suami saya, bersebab warna-warni sayurlah yang menyebabkan Azka tertarik untuk terlebih dulu mengambil sayuran, ketika makan. Tapi ketika saya sodorkan sayur dengan warna takmenyolok pun, Azka tetap memprioritaskannya. 

Namun, selera makan bayi masih bisa berubah-ubah hingga ia berusia dua tahun. Boleh jadi makanan yang disukainya sekarang, beberapa bulan lagi justru menjadi makanan yang takpernah disentuhnya. Bersebab itu lah, hingga ia berusia dua tahun, saya berupaya membentuk pola makannya agar kelak ia condong pada makanan yang sehat, tidak semata enak.

Untuk pola mpasi Azka, saya menggunakan pola Food Combining (FC). Pola makan yang menekankan untuk selalu memakai bahan-bahan alami dalam membuat makanan bayi dan balita. Sasaran FC adalah terbentuknya imunitas yang baik sehingga anak tidak mudah sakit.

Beberapa aturan dalam FC untuk makanan anak selain menggunakan bahan alami adalah, menghindari pemakaian gula dan garam ataupun makanan olahan yang mengandung gula dan garam hingga anak berusia dua tahun, menghindari pemakaian bahan tambahan makanan sintetis, menghindari makanan berlemak tinggi seperti gorengan dan coklat olahan, menghindari pemakaian makanan awetan, menghindari makanan olahan pabrik, menghindari pemakaian tepung terigu, menghindari pemakaian susu sapi, mengkonsumsi sayur dan buah (jus buah manis pada pagi hari sebelum makan) setiap hari dengan porsi seimbang dengan protein hewani dan karbohidrat, dan memberikan makanan yang beragam agar gizi anak terpenuhi*.

Aturan ini seoptimal mungkin saya terapkan meski kadang situasi dan kondisi takmendukung. Rata-rata, aturan tersebut cukup mudah diterapkan, kecuali untuk bagian “memberikan makanan yang beragam”. Standar FC untuk makanan beragam dalam sehari dan setiap harinya cukup tinggi, yaitu setiap hari anak makan dengan menu berbeda, dan dalam sehari anak memakan dua menu makanan berbeda (untuk makanan utama). Standar ini cukup membuat saya kewalahan.

Akan tetapi, hasilnya cukup memuaskan, meski saya belum bisa seratus persen menerapkannya. Hingga saat ini (enam bulan masa mpasi dan hampir setahun usianya) Azka belum pernah batuk. Pernah satu kali pilek dengan kadar sangat-sangat ringan (selama dua hari), satu kali panas selama satu hari dan reda dengan sendirinya (bersamaan dengan tumbuhnya dua gigi baru), dan satu kali panas tinggi selama dua hari bersamaan dengan tumbuhnya empat gigi baru sekaligus.

Apalagi yang paling membahagiakan bagi seorang ibu selain anaknya sehat dan lincah, bukan?  

*Disimpulkan dari "Buku Super Lengkap: Makanan Bayi Sehat Alami", Wied Harry Apriadji


Salam, 



Nanda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar